Senin, 26 Maret 2018

Metode Pembelajaran : Pemberian Tugas


                  Dalam pembelajaran ada berbagai macam metode pembelajaran seperti ceramah, diskusi, dan lain-lain. Ada satu metode yang sering di gunakan oleh guru untuk mengajar yaitu metode pemberian tugas. Metode yang lumrah digunakan oleh guru untuk melatih dan mempertajam penguasaan materi untuk peserta didik.

     Di era dulu, pemberian tugas kerap dipandang sebagai upaya guru untuk menyelesaikan materi pelajaran yang tidak selesai diajar-v kan di kelas; guru meminta siswa untuk mempelajari sendiri materi yang belum sempat dijelaskan di kelas.


Pengertian Pemberian Tugas

Pemberian tugas adalah salah satu bagian dari rangkaian kegiatan belajar yang berkesinambungan dan terencana dengan baik. Metode ini juga dikenal dengan istilah resitasi (penugasan).


https://www.slideshare.net/mithys/kelompok-7-metode-pembelajaran-yang-berpusat-pada-guru


1.Menurut Djamarah dan Aswan Zain, metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
2.Sementara Mulyani Sumantri dkk, mengemukakan bahwa "Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok.”

Dalam proses pembelajaran, pemberian tugas sangat perlu dilakukan oleh guru, tugas tidak selalu berarti pekerjaan rumah (PR), karena penugasan ini bisa berupa penugasan yang bisa dilakukan di taman, di kebun, di took, atau di mana saja sesuai dengan petunjuk dan keperluan penugasan. Tugas perlu diberikan karena strategi inkuiri menitik beratkan pada keaktifan siswa dalam mencari sendiri kebenaran-kebenaran ilmiah.

Oleh karenanya tugas yang diberikan oleh guru sebaiknya bersifat pencarian kebenaran, yakni dengan melakukan penelitian-penelitian baik secara individual maupun secara kelompok yang dilakukan secara mandiri oleh siswa. Dengan begitu siswa tidak hanya mendapatkan jawaban dari suatu masalah yang diberikan namun juga mendapat banyak pengetahuan selama proses pengerjaan tugas.


#Yuk lebih dalam membahas tentang metode pemberian tugas#

https://classroomclipart.com/clipart-view/Animations/Education_School/stress_study_912cc_gif.htm


Memberi tugas kepada siswa bukan lagi dikarenakan materi belum selesai dibahas di kelas, tetapi karena pemberian tugas adalah bagian dari metode belajar. Dengan bekal teori dan hipotesis yang didapat di kelas, siswa diharapkan mampu mengembangkan teori dan hipotesis tersebut melalui kegiatan penugasan.

Oleh karenanya, memberikan tugas masih termasuk dalam metode pembelajaran. Sebagai sebuah metode, pemberian tugas memiliki 3 unsur pokok, yaitu:

Pengembangan wawasan: siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan materi atau informasi yang mereka dapatkan di kelas. Guru bertugas untuk mengawasi proses ini untuk memastikan bahwa siswa mengerjakan tugas sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;

https://goanimate4schools.com/

  • Menemukan dan mempelajari hal baru: melalui penugasan, siswa sebenarnya sedang belajar banyak hal baru, karena dari penugasan inilah siswa akan memiliki penemuan-penemuan yang akan terus mereka pelajari layaknya sistem snowballing; yakni memulai belajar dari fokus yang kecil kemudian membesar seiring dengan temuan-temuan yang dijumpai siswa selama mengerjakan tugas dari guru;

  • Tanggung jawab: melaporkan atau mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan/tugas tersebut.


Langkah-Langkah Pemberian Tugas

Pemberian tugas yang diberikan di luar sekolah agar supaya penggunaan metode pemberian tugas di luar sekolahan dapat dikerjakan dengan tertib dan efektif, perlu langkah-langkah sebagai berikut:

https://www.indianweb2.com/2017/04/24/delhi-based-digital-integrated-tutor-student-connect-platform-guruq-raises-seed-funding/

Langkah Awal
  1. Membicarakan/menilai tugas atau pekerjaan rumah pada jam tatap muka sebelumnya, apabila tugas atau pekerjaan rumah itu berhubungan dengan bahan yang akan diajukan
  2. Mengulangi bahan yang lampau dan mencoba menghubungkannya dengan bahan yang akan diajarkan
  3. Membangkitkan perhatian siswa dengan mengajukan pertanyaan, menunjukkan gambar atau model yang berkaitan dengan bahan baru yang akan dikerjakan.


Langkah Inti
  1. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengajulan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun yang sedang dibahas.
  2. Pertanyaan siswa tersebut diajukan kepada seluruh siswa agar dipecahkan dan guru apabila diperlukan menjembatani untuk menemukan jawaban tersebut.
  3. Guru mulai memasuki bahan materi baru kepada siswa sesuai dengan topik yang telah disiapkan melalui tugas-tugas yang sebelumnya dipersiapkan untuk siswa.
  4. Siswa mulai aktif melaksanakan tugas-tugas yang dihadapi ditunjang/dijembatani oleh guru apabila mengalami beberapa kesalahan.
  5. Apabila tugas-tugas tersebut belum selesai guru memerintahkan kepada siswa agar diselesaikan di rumah sebagai pekerjaan rumah boleh sendiri-sendiri, boleh berkelompok sesuai dengan tugas-tugas tersebut.
  6. Guru menjembatani para siswa kepada jawaban yang benar, memberikan kesimpulan dan penilaian terhadap situasi yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.
  7. Pemberian tugas yang diberikan di sekolah dalam proses belajar mengajar.
https://www.youtube.com/watch?v=F7ptOfefC9c
Metode Pemberian Tugas di Kelas


Fase da|am Pemberian Tugas
Agar pemberian tugas berjalan dengan efektif dan efisien berikut adalah fase-fase yang harus diikuti :


 Fase pemberian tugas
  • Tujuan yang akan dicapai;
  • Jenis tugas yang jelas dan tepat;
  • Sesuai dengan kemampuan siswa;
  • Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa;
  • Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan untuk tersebut.


Fase pelaksanaan tugas
  • Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru;
  • Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja;
  • Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain;
  • Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh.


Fase mempertanggungjawabkan tugas
  • Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang dikerjakannya;
  • Ada tanya jawab/diskusi kelas;
  • Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes.


Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas

 Sebagai sebuah metode dalam pengajaran, pemberian tugas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, antara lain:

https://mbaessaycoaching.com/2017/04/03/approaching-insead-strengths-and-weaknesses-essay/


Kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi:
  • Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak; dalam proses mengerjakan tugas, siswa sangat mungkin akan berhadapan atau bahkan menemukan hal baru, yakni hal yang belum pernah dipelajari di kelas. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih banyak hal lagi, karena semakin banyak menemukan hal baru, berarti semakin seru!
  • Memperkuat motivasi belajar; penugasan rupanya juga dapat membangkitkan semangat siswa untuk lebih giat belajar, apalagi jika tugas yang diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa Oleh karenanya guru harus mengerti betul apa yang dibutuhkan oleh siswa. Dalam praktiknya, guru dapat menawarkan jenis dan sifat penugasan kepada siswa. Biarkan mereka memilih jenis penugasan yang mereka inginkan, lalu pastikan bahwa mereka telah memiliki pemahaman yang baik tentang jenis dan sifat dari penugasan tersebut sebelum akhirnya mengabulkan permintaan siswa;
  • Memupuk rasa tanggung jawab; menerima penugasan dari guru berarti menerima tanggung jawab untuk mengerjakan tugas tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melalui penugasan, Siswa didorong untuk belajar menjaga fokus serta membagi waktu. Sehingga tugas dapat diselesaikan dengan baik dan tidak melebihi ketentuan waktu pengerjaan (tidak melewati deadline);
  • Memperkuat motivasi belajar; penugasan rupanya juga dapat membangkitkan semangat siswa untuk lebih giat belajar, apalagi jika tugas yang diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa? Oleh karenanya guru harus mengerti betul apa yang dibutuhkan oleh siswa. Dalam praktiknya, guru dapat menawarkan jenis dan sifat penugasan kepada siswa. Biarkan mereka memilih jenis penugasan yang mereka inginkan, lalu pastikan bahwa mereka telah memiliki pemahaman yang baik tentang jenis dan sifat dari penugasan tersebut sebelum akhirnya mengabulkan permintaan siswa;
  • Mengembangkan keberanian untuk berinisiatif; jenis; Penugasan yang tidak kaku dapat membantu Siswa untuk memunculkan ide-ide kreatif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Sehingga siswa dapat menyelesaikan penugasan ini bukan hanya dengan baik, tetapi juga sangat menarik. Selain itu, jenis penugasan yang tidak kaku cenderung mendorong siswa untuk berani berinisiatif, siswa bebas melakukan eksplorasi
  • Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri; ketika siswa berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik, maka saat itulah rasa percaya diri siswa bertambah. Siswa merasa menjadi lebih mengenali bakat dan kelebihan yang ada pada dirinya. Oleh karenanya, guru sebaiknya tidak memberikan tugas yang kaku, yakni jenis penugasan yang tidak membuka ruang kreatif bagi siSwa. Guru seharusnya mendorong kreativitas siswa, sekaligus mengarahkan agar kreativitas tersebut selalu digunakan dan dikembangkan untuk hal-hal yang positif saja.
  • Memupuk rasa tanggung jawab; menerima penugasan dari guru berarti menerima tanggung jawab untuk mengerjakan tugas tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melalui penugasan, Siswa didorong untuk belajar menjaga fokus serta membagi waktu. Sehingga tugas dapat diselesaikan dengan baik dan tidak melebihi ketentuan waktu pengerjaan (tidak melewati deadline);

https://www.videoblocks.com/video/cartoon-animation-of-a-girl-student-is-reading-education-book-on-her-desk-in-class-with-science-maths-chemistry-engineering-physics-art-and-creative-knowledge-icon-until-graduation-in-1920x1080-hd-v3w68lurlimiriubi



Kelemahan metode pemberian tugas dan esitasi:

  • Memerlukan pengawasan yang ketat baik oleh guru maupun orangtua. Pengawasan ini berfungsi untuk memantau serta membimbing siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan di sekolah. ]ika pengawasannya lemah, maka guru tidak dapat memastikan tentang 'bagaimana' atau bahkan 'siapa' yang mengerjakan tugas tersebut;
  • Tingkatan fokus dan konsentrasi berbeda; siswa yang memiliki tingkat konsentrasi dan fokus tinggi di kelas belum tentu memiliki konsentrasi dan fokus yang sama ketika mereka berada di luar kelas; kondisi dan suasana tinggal siswa sangat berpengaruh pada dua hal di atas. Misalnya, apabila siswa tinggal di keluarga yang kurang harmonis atau bahkan brokenhome, siswa cenderung kurang dapat mengerjakan tugas dengan maksimal 
  • Kecenderungan untuk berbuat curang. Dengan penugasan yang dilakukan di luar pengawasan guru, maka muncul kecenderungan untuk berbuat curang, seperti mencotek ke tugas teman, copy-paste secara serampangan dari sumber-sumber yang tidak valid dan sebagainya.


Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Tugas



https://elearningindustry.com/5-hidden-benefits-conducting-elearning-audience-research
  • Untuk memastikan bahwa penugasan dapat membantu siswa dalam memahami dan kemudian mengembangkan pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran tertentu, maka berikut adalah hal-hal yang sebaiknya diperhatikan dalam pemberian tugas:
  • Tugas yang diberikan merupakan pengembangan dari materi yang diberikan di kelas;
  • Pastikan siswa mengerti manfaat dari penugasan yang akan mereka kerjakan, termasuk di antaranya adalah perihal 'kenapa' dan 'bagaimana
  • Durasi penugasan tidak terlalu lama atau terlalu pendek, buatlah timing pengerjaan tugas yang sederhana, tidak terlalu lama ataupun tidak terlalu pendek. Hal ini akan menghindarkan siswa dari ' perasaan bosan, cemas, atau bahkan takut;
  • Pastikan pula bahwa siswa memahami cara penilaian dari tugas yang mereka kerjakan, sehingga siswa dapat menata fokus dan konsentrasi mereka dengan lebih baik;
  • Apabila guru biasa memberi sanksi pada siswa yang tidak mengerjakan tugas, atau tugas yang dikerjakan ternyata jelek, maka guru harus membiasakan pula untuk memberi hadiah kepada , siswa yang mengerjakan tugasnya dengan baik. Hal ini akan mendorong semangat siswa untuk belajar secara aktif, mereka pun akan merasa dihormati dan dihargai jerih payahnya.


Penelitian Terkait Metode Pemberian Tugas


https://www.flickr.com/photos/68065941@N04/8270518121


Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan HasilBelajar Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahandi Kelas V SDN 2 Bukit Harapan
Sutriani, Marinus Barra’ Tandiayuk, dan Baharuddin Paloloang
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Mengatakan bahwa :

  1. Dengan menggunakan metode pemberian tugas, situasi kelas yang semula kurang aktif setelah di terapkan metode pemberian tugas, kondisi kelas berubah menjadi aktif.
  2. Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas V SDN 2 Bukit Harapan, dengan persentase ketunasan klasikal pada siklus I yaitu 62,5% dan meningkat pada siklus II menjadi 100%.


PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASITERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA PADA KELAS VII
DI MTs. DAARUL HIKMAH PAMULANG
Skripsi
Mengatakan bahwa :
1. Hasil belajar IPS siswa di MTs. Daarul Hikmah Pamulang adalah cukup baik. Dengan penjelasan bahwa (73%) siswa menjawab pertanyaan dengan benar, dan (27%) siswa menjawab tidak benar. Kemudian hasil belajar IPS siswa di MTsDaarul Hikmah Pamulang memiliki nilai rata-rata 73,29.

2. Metode pemberian tugas dan resitasi terhadap hasil belajar IPS siswa di MTs. Daarul Hikmah  terdapat implikasi positif yang signifikan antara metode pemberian tugas dan resitasi terhadap hasil belajar IPS siswa dengan implikasi yang sedang atau cukup. Dan Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi memberikan kontribusi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas VII Di MTs. Daarul Hikmah Pamulang sebesar 18% sedangkan selebihnya 82% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang perlu penelitian lebih lanjut.





.Daftar Pustaka


doc. pribadi

Anam Khoirul, M.A 2015, Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
M. Sumantri, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV . Maula…» 2001), hlm. 130.
N. K. Reestiyah, Strategi Belajar Mengajar.
Zain, A., Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. hlm, 97.
https://blog.igi.or.id/fungsi-tujuan-dan-langkah-metode-pemberian-tugas.html

Minggu, 25 Maret 2018

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

PENDAHULUAN

                       Dalam pembelajaran ada banyak model, metode dan pendekatan dalam pembelajaran. Jerome bruner dalam Robert dan Kapuk Kaput, 1999 bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun atau mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam pandangan konstruktivisme belajar bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada di luar dirinya melainkan belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang baru dan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan format yang baru, proses-proses pembangunan ini bisa melalui asimilasi atau akomodasi (McMahon : 1999)

sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/File:Jerome_Bruner_1936.png


                       Hakikat mengajar unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan keterampilan sikap serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa Subianto dalam bukunya halaman 30.


https://tenor.com/view/teach-teaching-teacher-school-robin-williams-gif-4712514


                     Sehingga guru memerlukan salah satu aspek yang penting untuk membuat proses pembelajaran yang baik di dalam kelas. Di era ini, pembelajaran paradigma pembelajaran sudah berubah di mana dahulu hanya guru yang memberikan ilmu dan berperan aktif dalam pembelajaran atau istilah lainnya guru yang menyuapi peserta didik (student center) tanpa peserta didik terlibat aktif dan ikut mengeksplorasikannya sehingga dapat lebih melekat/mengena di sanubari peserta didik sehingga dapat menjadi Long Term Memory (LTM).


https://www.pinterest.com/pin/436638126353885029/



PENDEKATAN PENGAJARAN TERBALIK (REClPROCAL TEACHING)

        Pengajaran terbalik merupakan satu pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi belajar. Pengajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang berdasar pada prinsipprinsip pembuatan/ pengajuan pertanyaan, di mana keterampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa yang membaca pemahamannya ”rendah (Nur dan Wikandari, 2000: 16). 

https://mslwheeler.wordpress.com/2017/03/01/self-verbalization-reciprocal-teaching/

         Dengan Pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan kognitif penting dengan menciptakan . pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan, dan suatu sistem scaffolding (Ann Brown, dan Annemarie Palincsar, dalam Nur, 2000: 48).

https://creativewritingandeducation.wordpress.com/2017/04/03/improving-students-reading-using-reciprocal-teaching/

                 Pengajaran terbalik terutama dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog belajar yang bersifat kerja sama untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara mandiri di kelas. Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik, yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian, dan prediksi. Penggunaan pendekatan ini dipilih karena beberapa sebab, antara lain:
  1. Merupakan kegiatan yang secara rutin digunakan pembaca.
  2. Meningkatkan pemahaman maupun memberi pembaca peluang untuk memantau pemahaman sendiri.
  3. Merupakan kegiatan yang secara rutin digunakan pembaca.
  4. Meningkatkan pemahaman maupun memberi pembaca peluang untuk memantau pemahaman sendiri.



LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARANNYA


                    Prosedur pengajaran terbalik dilakukan pertama-tama dengan guru menugaskan siswa membaca bacaan dalam kelompok kecil, kemudian guru memodelkan empat keterampilan (mengajukan pertanyaan yang bisa diajukan merangkum bacaan, mengklarifikasi poin poin yang sulit, berat, ataupun salah, dan meramalkan apa yang akan ditulis pada bagian bacaan berikutnya) (Nur, 2000:49).

                   Selanjutnya, guru menunjuk seorang siswa untuk menggantikan peranannya sebagai guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut, dan guru beralih peran dalam kelompok tersebut Sebagai tersebut, dan guru beralih peran dalam kelompok tersebut sebagai motivator, mediator, pelatih, dan memberi dukungan, umpan balik, serta semangat bagi siswa. Secara bertahap dan berangsur-angsur guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran yang lebih banyak kepada siswa dalam kelompok, serta membantu memonitor berpikir dan strategi yang digunakan.




http://krishamstroschine.wikispaces.com/reciprocal+teaching


1. Memperkenalkan Pengajaran Terbalik

          Pada awal penerapan pengajaran terbalik guru memberitahukan akan memperkenalkan suatu pendekatan strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedurnya. Selanjutnya mengawali pemodelan dengan membaca satu paragraf suatu bacaan kemudian menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat kea giatan yang harus dilakukan, yaitu:

a. Memikirkan pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca; berkenaan dengan wacana, dan memastikan bisa menjawabnya.
https://id.pinterest.com/pin/48835977182387503/

b. Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana.
https://www.pinterest.com/pin/743868063421757143/

c. Memprediksi/meramalkan apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya.
https://www.tes.com/lessons/nG5euqIJOaNrgw/reciprocal-teaching

d. Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu bagian, selanjutnya memeriksa apakah kita bisa berhasil membuat hal-hal itu masuk akal (Nur dan Wikandari, 2000: 20).


            Setelah siswa memahami keterampilan di atas, guru akan menunjuk seorang siswa untuk menggantikan perannya dalam kelompok tersebut. Mula-mula ditunjuk siswa yang memiliki kemampuan memimpin diskusi, selanjutnya secara bergilir setiap siswa merasakan/ melakukan peran sebagai guru. Setelah sesi perkenalan berakhir, guru menjelaskan kepada siswa mengapa, kapan, dan bagaimana strategi tersebut digunakan.



   
https://id.pinterest.com/pin/431430839276239023/
2. Prosedur Harian
 



from youtube.com

     “Dalam tahap kelanjutan pelaksanaannya Pengajaran Terbalik melalui prosedur harian sebagai berikut: (Nur dan Wikandari, 2000: 22)

1. Disediakan teks bacaan. sesuai materi yang hendak diselesaikan. '

2. Dijelaskan bahwa pada segmen pertama guru bertindak sebagai guru (model).

3. Siswa diminta membaca dalam hati bagian teks yang ditetapkan. Untuk memudahkan mula-mula bekerja paragraf demi paragraf.

4. ]ika siswa telah menyelesaikan bagian pertama, dilakukan pemodelan berikut ini:

      a.  Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah:
      b. Guru memberikan kesempatan siswa menjawab pertanyaan tersebut.
          Bila perlu mereka boleh mengacu pada teks dengan kalimatnya sendiri
     c. Merangkum pokok pikiran yang terdapat dalam paragraf/subbab.
         Bila perlu dapat menunjuk salah seorang siswa untuk membacakan rangkumannya.
     d. Memberikan kesempatan siswa untuk memprediksikan hal yang akan dibahas pada paragraf
         selanjutnya.
     e. Memberikan kesempatan siswa mengajukan komentar atau menemukan hal yang tidak jelas pada
         bacaan.

5. Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang pengajaran yang baru berlangsung dan mengenai bacaan.

6. Segmen berikutnya dilanjutkan dengan bagian bacaan/paragraf berikutnya, dan dipilih satu siswa yang akan berperan sebagai “guru-siswa”.

7. Siswa dilatih/ diarahkan berperan sebagai “guru-siswa” sepanjang kegiatan itu. Mendorong siswa lain untuk berperan serta dalam dialog, namun selalu memberi “guru-siswa”itu untuk kesempatan memimpin dialog. Memberikan banyak umpan balik dan pujian kepada “guru-siswa” untuk peran sertanya.

8. Pada hari-hari berikutnya, semakin lama guru mengurangi peran dalam dialog, sehingga “guru-siswa” dan siswa lain itu berinisiatif sendiri menangani kegiatan itu. 


Kelebihan dan Kekurangannya

Kelebihan Reciprocal Teaching
  1. Melatih kemampuan peserta didik belajar mandiri, sehingga peserta didik dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan
  2. Melatih peserta didik untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain. Dengan demikian penerapan pembelajaran ini dapat dipakai untuk melatih peserta didik tampil di depan umum
  3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Dengan demikian kemampuan bernalar peserta didik juga semakin berkembang
  4. Mempertinggi kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.


Kelemahan Reciprocal Teaching
Reciprocal teaching menuntut peserta didik untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga hal ini menjadikan sebagian dari peserta didik tidak percaya diri untuk dapat tampil atau menunjukkan kemampuannya di depan teman-teman mereka, dan bisa jadi peserta didik yang aktif hanyalah orang-orang itu saja. Dengan demikian, peserta didik yang belum bisa percaya diri merasa kesulitan dalam menerima pelajaran.

Referensi Makalah®
Kepustakaan:

Amin Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, (Semarang: UNNES, 2001). Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya, (Jakarta: Kencana, 2010).


Hasil Penelitian Terkait Reciprocal Teaching 

https://www.slideshare.net/evansjenb/reciprocal-teaching-day-1-45540155


Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap Pemahaman Bacaan Ditinjau dari Konsep Diri Akademik Siswa
Oleh: Ni Ketut Noriasih
Prodi Bahasa Konsentrasi Bahasa Indonesia


mengatakan bahwa :
Pertama, terdapat perbedaan pemahaman bacaan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran reciprocal teaching dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Lab. Undiksha Singaraja (F=5,584; p< 0,05). Rata-rata pemahaman bacaan siswa yang mengikuti model pembelajaran reciprocal teaching sebesar 57,41 lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran konvensional yaitu sebesar 51,59. 

Kedua, pada siswa yang memiliki konsep diri tinggi tidak terdapat perbedaan pemahaman bacaan siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran reciprocal teaching dan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Lab. Undiksha Singaraja (F= 1,697; p>0,05). Rata-rata pemahaman bacaan siswa yang mengikuti model pembelajaran reciprocal teaching sebesar 58,61 lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran konvensional yaitu sebesar 52,22.

Ketiga, pada siswa yang memiliki konsep diri rendah terdapat perbedaan pemahaman bacaan siswa antara yang mengikuti model pembelajaran reciprocal teaching dengan yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Lab. Undiksha Singaraja (F=4,565; p<0,05). Rata-rata pemahaman bacaan siswa yang mengikuti model pembelajaran reciprocal teaching sebesar 55,55 lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengikuti model pembelajaran konvensional yaitu sebesar 46,94.

       Hal ini dapat dikatakan bahwa model pembelajaran reciprocal teaching lebih unggul dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan pemahaman bacaan siswa, baik untuk kelompok konsep diri tinggi maupun konsep diri rendah. 

berdasarkan penelitian lainnya:


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 DEPOK
Tatag Bagus Argikas , Nanang Khuzaini
Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, 
Universitas Mercu Buana

Yogyakarta, 1argikas@gmail.com
mengatakan bahwa :
1. Pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Depok adalah dengan mengelompokkan siswa dan diskusi kelompok, membuat pertanyaan, menyajikan hasil kerja kelompok, mengklarifikasi permasalahan, menyimpulkan materi yang dipelajari, memberikan soal test. 

2. Penggunaan model pembelajaran Reciprocal Teaching dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Depok khususnya pada materi Segitiga dan Segiempat. Rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada tes pra penelitian dari nilai UTS yaitu 72,19 dan sebesar 45,16% siswa, nilai rata-rata tes pemahaman konsep tindakan mengalami peningkatan pada siklus I yaitu dengan rata-rata pemahaman konsep 75,61 dan sebesar 70,96% siswa, dan rata-rata pemahaman konsep meningkat lagi pada siklus II yaitu menjadi 88,58 dan sebesar 90,32% siswa. 

Adapun peningkatan persentase pemahaman konsep dari masing-masing indikator. Persentase indikator menyatakan ulang sebuah konsep meningkat dari 86,02% menjadi 89,24%, persentase indikator mengklasifikasikan obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya) meningkat dari 78,09% menjadi 80,10%, persentase indikator memberi contoh dan non-contoh dari konsep meningkat dari 84,95% menjadi 89,24%, persentase indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis meningkat dari 89,03% menjadi 90,86%, persentase indikator mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep meningkat dari 62,10% menjadi 86,02%, persentase indikator menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu meningkat dari 79,57% menjadi 90,05%, persentase indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah meningkat dari 75,48% menjadi 89,35% 


Daftar Pustaka

doc. pribadi


  1. Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group. 
  2. http://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/mercumatika/article/download/186/208
  3. https://media.neliti.com/media/publications/206795-pengaruh-model-pembelajaran-reciprocal-t.pdf
  4. http://www.referensimakalah.com/2013/04/Kelebihan-dan-kekurangan-Reciprocal-Teaching-Model.html

IMPIANKU

Bismillahirrahmanirrahim.. Pagi itu, 25 September 2019. Pagi-pagi sekali aku dan keluargaku sudah bangun, yaitu sekitar jam 3. Hari ...