Nurul
Abidah
Peranan Ilmu Matematika dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia
Di
zaman sekarang ini pendidikan adalah momok yang sangat penting dalam memajukan
sebuah negara karena dengan pendidikanlah kita dapat memerangi kebodohan dan kemiskinan.
Melalui pendidikan dapat mencetak individu-individu yang unggul dalam berbagai
bidang keilmuan, selain itu dapat membentuk karakter-karakter yang kreatif,
inovatif dan memiliki keterampilan-keterampilan yang ahli dalam berbagai macam
bidang pekerjaan.
Perkembangan
dan kemajuan di segala bidang aspek kehidupan suatu bangsa dan negara tidak lepas
dari perkembangan dan kemajuan di bidang pendidikan. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. ( UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 Pasal 1)
Melalui
pendidikan seseorang dapat mengetahui banyak hal atau berwawasan luas, dengan
berwawasan luas ini seseorang dapat menentukan langkah terbaik mengambil suatu
tindakan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang bahkan sangat rumit
untuk dihadapi. Salah satu masalahnya, seperti ketika sewaktu Amerika serikat
menjatuhkan bom di negara Jepang pada akhir perang dunia II lebih tepatnya pada
waktu itu pengeboman atom terjadi di Hiroshima pada 6 Agutus 1945 dan di
Nagasaki pada 9 Agustus 1945.
Banyak
sekali kerugian yang timbul akibat pengoboman atom tersebut, seperti kerugian
materil yang sangat besar karena banyak sekali yang hancur pada saat itu dan
lalu banyaknya korban baik yang tewas, terkena luka berat mapun terkena luka
ringan. Tak hanya sampai itu saja kerena bom tersebut adalah bom nuklir, banyak
kerugian yang dialami oleh negara Jepang pada saat itu, yaitu banyak timbul
dampak jangka panjangnya yaitu kerusakan lingkungan dan penyakit parah akibat
radiasi bom nuklir tersebut.
Pada
saat itu negara Jepang benar-benar mengalami kehancuran karena peristiwa itu,
namun mereka tetap berupaya untuk mencari jalan keluarnya. Salah satunya yaitu
mencari, memanggil, dan mengumpulkan guru-guru dari seluruh penjuru wilayah negara
mereka. Mereka melakukan itu agar dapat terus memberikan pendidikan pasca bom
nuklir tersebut agar mereka bisa cepat bangkit dari keterpurukan itu. Terbukti
pada masa sekarang negara Jepang dapat menjadi negara maju dan memiliki
teknologi, baik robot, transportasi maupun komunikasi yang sangat maju. Bukti lainnya
adalah banyak produk-produk teknologi mereka yang diekspor ke negara kita. Oleh
karena itulah, dengan melihat contoh tersebut dapat dikatakan bahwa dengan
pendidikan sebuah negara dapat menjadi maju.
Kita
dapat menentukan kualitas pendidikan suatu negara dari maju atau tidaknya
sebuah negara. Itu berarti dapat dikatakan bahwa negara tersebut maju karena negaranya memiliki kualitas pendidikan
yang tinggi. Contohnya seperti negara maju yaitu Finlandia yang tentunya
memiliki sistem pendidikan yang sangat bagus sehingga negara tersebut memiliki
kualitas pendidikan yang tinggi.
Lalu
juga kita dapat menentukan kualitas pendidikan suatu negara melalui prestasi-prestasi
yang dimilikinya. Namun di negara Indonesia sendiri, prestasi-prestasi yang ada
masih minim atau jumlahnya sedikit dibadingkan negara-nagara maju lainnya. Hal
ini masih menjadi kendala untuk negara kita menjadi sebuah negara yang maju.
Teutama lagi juga prestasi yang jumlahnya masih minim di bidang matematika.
Matematika adalah ilmu dasar dari segala ilmu pengetahuan dan melalui
matematika dapat membentuk individu-individu yang memiliki kemampuan berpikir
logis, sistematis, kreatif, dan jujur.
Mutu
pendidikan Indonesia dalam mata pelajaran matematika masih rendah. Hal ini
dapat dilihat dari survei Trend in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment
(PISA) yang menempatkan Indonesia pada posisi yang belum menggembirakan di
antara negara-negara yang di survei. Survei TIMSS, yang dilakukan oleh The
International Association for the Evaluation and Educational Achievement
(IAE) berkedudukan di Amsterdam, mengambil focus pada domain isi matematika
dan kognitif siswa.
Domain
isi meliputi Bilangan, Aljabar, Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain
kognitif meliputi pengetahuan, penerapan, dan penalaran. Survei yang dilakukan
setiap 4 (empat) tahun yang diadakan mulai tahun 1999 tersebut menempatkan
Indonesia pada posisi 34 dari 48 negara, tahun 2003 pada posisi 35 dari 46
negara, tahun 2007 pada posisi 36 dari 49 negara, dan pada tahun 2011 pada
posisi 36 dari 40 negara.
Sementara
itu studi tiga (3) tahunan PISA, yang diselengggarakan oleh Organization for Economic Coorperation and
Development (OECD) sebuah badan PBB yang berkedudukan di Paris, bertujuan
untuk mengetahui literasi matematika siswa. Fokus studi PISA adalah kemampuan
siswa dalam mengidentifikasi dan memahami serta menggunakan dasar-dasar
matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Studi yang dilakukan
mulai tahun 2000 menempatkan Indonesia pada posisi 39 dari 41 negara, tahun
2003 pada posisi 38 dari 40 negara, tahun 2006 pada posisi 50 dari 57 negara,
tahun 2009 pada posisi 61 dari 65 negara, dan yang terakhir tahun 2012 pada
posisi 64 dari 65 negara. (Prof Budi: 2015)
Dengan
salah satu cara meningkatkan prestasi di bidang matematika adalah melalui
pembelajaran atau pendidikan matematika. Melalui pembelajaran atau pendidikan
matematika inilah negara kita dapat meningkatkan kualitas pendidikannya.
Seorang pakar pendidikan matematika, Soedjadi (dalam Zulkardi, 2000) mengatakan
pembelajaran matematika tidak hanya diarahkan agar siswa dapat memecahkan soal
dan menerapkan matematika tetapi juga dapat menumbuhkan kemampuan-kemampuan
yaitu, (1) kemampuan menerapkan dan menggunakan matematika dalam bidang lain,
(2) kemampuan berpikir analisis dan sintesis, (3) kemampuan membedakan yang
benar dan salah dengan analisa logis, (4) kemampuan bekerja keras, konsentrasi,
dan mandiri, dan (5) kemampuan memecahkan masalah.
Dengan
pendidikan matematika, seorang individu dapat memperoleh kemampuan-kemampuan
tersebut yang tentunya akan sangat berguna untuk masa depannya nanti. Ini
berarti pendidikan matematika memiliki andil yang sangat besar dalam menggapai
kesuksesan seseorang di masa mendatang.
Pertama,
kemampuan menerapkan dan menggunakan matematika dalam bidang lain. Maksudnya
disini adalah menggunakan matematika dalam memecahkan masalah yang ada
disekitar. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan suatu pembelajaran dalam
kegiatan proses belajar mengajar yaitu Matematik Realistik (MR) yang telah lama
dikembangkan di Belanda. Freudental dalam bukunya, Realistic Mathematics Education menyatakan bahwa “matematika harus
terkait dengan realita dan matematika merupakan bagian dari aktivitas manusia” (Freudental:2003).
Metematika Realistik (MR) adalah pembelajaran matematika yang mengacu pada
kontruktivis sosial dan dikhususkan pada pendidikan matematika (De Lange dan
Ven Den Neuvel Panhuizen:2003). Melalui
pendidikan matematika individu dapat menciptakan, mengembangkan dan
meningkatkan beberapa kemampuannya.
Kedua,
kemampuan berpikir analisis dan sintesis. Kemampuan analisis matematis adalah kemampuan untuk memisahkan
materi ke dalam bagian-bagiannya yang perlu, mencari hubungan antara
bagian-bagiannya dan mengamati sistem bagian-bagiannya, mampu melihat
komponen-komponennya, serta membedakan fakta dari khayalan (Sinta Verawati
dewi:2013). Lalu kemampuan sintesis matematis adalah kemampuan berpikir yang
memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma
menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru (Sinta Verawati
dewi:2013). Ini berarti bahwa pentingnya pendidikan matematika untuk
individu-individu dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan lainnya dan dalam
menghadapi serta memecahkan masalah dengan baik dan cepat melalui kemampuan
berpikir analisis dan sintesisnya.
Ketiga,
kemampuan membedakan yang benar dan salah dengan analisa logis. Melalui ilmu matematika,
individu dapat mengembangkan kemampuan tersebut. Kemampuan analisa logis
tersebut dapat diperoleh individu melalui berpikir logis. Pengertian berpikir
logis dikemukakan oleh beberapa pakar lainnya (Albrecht, 1984, Strydom, 2000,
Suryasumantri, 1996). Berpikir logis atau berpikir runtun didefinisikan
sebagai: proses mencapai kesimpulan menggunakan penalaran secara konsisten
(Albrecht, 1984), berpikir sebab akibat (Strydom, 2000), dan berpikir menurut
pola tertentu atau aturan inferensi logis atau prinsip-prinsip logika untuk
memperoleh kesimpulan (Suryasumanturi, 1996). Dalam ilmu matematika kita dapat
melatih kemampuan ini melalu pengerjaan dan penganalisaan soal-soal dalam
menyederhanakan dan membuktikan premis-premis yang ada.
Keempat,
kemampuan bekerja keras, konsentrasi, dan mandiri melalui pendidikan
matematika. Di dalam mempelajari matematika diperlukan ketekunan, ketelatenan,
kerajinan, dan kesabaran dalam memahami dan memecahkan soal-soalnya. Ketika
individu-individu tersebut melakukan hal tersebut maka akan terbentuk dan
melekat karakter pekerja keras, konsentrasi, dan kemandirian dalam mengerjakan
suatu hal.
Kelima,
kemampuan memecahkan masalah melalui pendidikan matematika. Pemecahan masalah
menurut Nurhadi (2004 : 206) meliputi beberapa tahap memahami soal, memilih
pendekatan atau strategi pemecahan, menyelesaikan metode dan menafsirkan
solusi. Ilmu matematika ini memiliki sistematika pengerjaan soal seperti yang
telah dipaparkan diatas. Dengan begitu individu dapat menyelesaikan atau
memecahkan masalah secara sistematis dan mudah karena telah terbiasa dan
terlatih melalui pengerjaan soal-soal matematika.
Melalui
pendidikan metematika individu-individu generasi penerus bangsa dapat bangkit
untuk memajukan bangsa dan negaranya seperti mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan-kemampuan, menerapkan dan menggunakan matematika dalam bidang lain,
berpikir analisis dan sintesis, dan lain-lain. Dengan tercapainya
kemampuan-kemampuan tersebut, negara kita dapat mencetak banyak
prestasi-prestasi yang gemilang sehingga otomatis kualitas pendidikan di
Indonesia dapat meningkat dan maju. Pada akhirnya negara kita tidak akan
tertinggal dengan negara maju lainnya.