Assalamu’alaikum wr.wb..
Semangat pagi
apapun situasi dan kondisinya!! Seorang pemuda harus bersemangat karena semangat itulah yang dapat membangun
bangsa ini. Namun tak cukup semangat saja namun sangat dibutuhkan aksi nyata
dalam membangun bangsa. Ya inilah kami pemuda Indonesia, “Pemuda Hari Ini,
Pemimpin Masa Depan”.
Dari ulama Hasan Al Bana
mengakatakan bahwa terdapat 4 elemen dari pemuda yang memiliki kelebihan dari
orang tua, yaitu adalah :
-
Memiliki semangat (masa produktif).
-
Memiliki azzam (niat) yang kuat.
-
Pemuda itu ikhlas, tidak mementingkan ego.
-
Selalu beramal.
Fokus senin kemarin menghadirkan para pembicara yang sangat luar biasa,
yaitu mereka menghadirkan 3F. Mohamad Faik Setiadi (Komandan TAnK MIPA 2015)
dan Fajar Yulianto (Komandan TAnk MIPA 2014/2015) dan Faisal Azhar (Koordinator
TAnK MIPA 2013/2014) dan di moderatori oleh saudara Sigit Galih Nugroho (Ketua
Pelaksana Reform 2015).
Namun sayang sekali saya tidak dapat menghadirinya dikarenakan
mengerjakan tugas Olimpisme, yaitu workshop bersama teman-teman saya ke SMAN
112 Jakarta Barat. Dikarenakan saya tidak hadir dalam acara kece tersebut saya
mengutip beberapa hal dari hasil jelajah saya di internet.
•
Fitrah pemuda adalah bergerak bagaikan
baling-baling, untuk membentuk diri se-ideal mungkin supaya dapat meneruskan
generasi-generasi yang sudah tua. sebagaimana ungkapan “syubbanul yaumu
rijaalul ghod” pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. baik buruknya
pemimpin bangsa besok tergantung para pemudanya hari ini. semakin bagus karakter,
sikap, dan ental pemuda hari ini, maka semakin baik pula masa depan bangsa ini.
•
untuk itu saya disini berpesan pada teman-teman
yang masih muda (umur bekisar 17 s.d 30) supaya menghindari perbuatan yang
sia-sia, gunakan waktu seoptimal mungkin untuk menjadi manusia yang bermanfaat
bagi manusia yang lain, hindari hal-hal yang membawa impian semu seperti,
pergaulan bebas, narkoba, hedonis, seks bebas, dll. karena jika kamu
sekali-kali mencoba hal-hal yang tidak baik itu pastilah besok ketika tua kelak
akan meras rugi.
•
Gapailah impian setinggi mungkin untuk mencari
kehidupan yang pasti yaitu kehidupan setelah mati (akhirat), tanpa harus
meninggalkan kehidupan yang mungkin yaitu kehidupan sebelum mati. jika kamu
sudah punya cita-cita masuk surga, maka insya Allah perbuatanmu akan lebih
baik. tapi jika betul-betu fokus pada impian tersebut lho.
•
Selama ini, pemuda yang merupakan bagian utuh
dalam kategori sosial, ekonomi, politik, dan makhluk berbudaya telah gagal
dikelola para pemimpin negeri ini menjadi sebuah generasi bangsa yang prima dan
memiliki kepastian masa depan. Berbagai kebijakan pemerintah yang tidak
berpihak kepada upaya pembinaan dan pemberdayaan pemuda melahirkan generasi
yang terbelah, generasi koruptor, generasi narkoba, generasi free sex, generasi
borjuasi baru, generasi konsumerisme, dan generasi yang malas. Disisi lain arus
budaya asing akibat dari pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi tidak bisa
dihindari, sementara ’imunitas’ para pemuda dari serbuan budaya asing sangat
lemah. Dengan demikian tingkat kemajuan, kesiapan dan daya saing generasi muda
bangsa ini jauh tertinggal dengan generasi muda bangsa-bangsa lain.
•
Sehingga memerlukan langkah-langkah pemberdayaan
baik yang menyangkut pengorganisasiannya maupun yang menyangkut
produktivitasnya. Posisi pemuda yang paling ideal adalah selalu menjadi “avant
garde” garda terdepan dari perubahan.
•
Kita bisa mengambil banyak contoh orang-orang
terkenal pada level dunia yang daya juang dan daya fikirnya cukup menakjubkan.
Seorang bernama Bill Gates menjadi milyader dunia dan kampiun di bidang
komputer melalui jaringan Microsoftnya hanya dari sebuah garasi sederhana di
pojok pelosok USA dan rela drop out dari Harvard University. Teladan lain
diberikan Mantan PM Norway Jens Stoltenberg yang baru saja lengser (kini
menjadi pemimpin parlemen), menduduki tahta perdana menteri pada usia 35 tahun.
Merekalah orang-orang muda yang menjadi tokoh pada zamannya. Pada bangsa kita
banyak sekali teladan dari pemimpin nasional, Soekarno mendirikan PNI pada
tahun 1921 pada usia yang belum genap 20 tahun, dan Dr. Sam Ratulangi merebut
gelar doktornya di Belanda sebagai doktor termuda.
•
“Pemuda Tiang Negara, Pemudi Harapan Bangsa”, istilah
yang sudah sinonim dan menjadi klise di dalam masyarakat kita. Tidak dinafikan
sepanjang babak sejarah pembangunan dan kebangkitan suatu bangsa biasa dimulai
dengan semangat kepemudaan. Dalam sejarah bangsa, pemuda senantiasa mengambil
peranan sebagai agen perubah. Pada era penjajahan, generasi muda dari pelbagai
daerah di Nusantara telah menyemai bibit persatuan dan kesatuan dalam bingkai
“Sumpah Pemuda” (1928 – Indonesia).
•
Pada tahun 1966 generasi muda-lah yang telah
mempelopori peralihan kekuasaan dari Order Lama ke Order Baru. Mereka juga
telah membentuk arus reformasi meluruskan perjalanan bangsa lewat “Gerakan
Reformasi 1998”.
•
Fakta di atas menunjukkan bahwa peran pemuda
menempati posisi yang strategis. Semua bangsa di berbagai belahan dunia mengakui
semangat pemuda merupakan sumber daya bangsa yang mampu menciptakan hal-hal
luar biasa termasuk faktor perubahan yang fundamental. yang harus dilakukan
oleh bangsa demi kemajuan dan kejayaan pada masa depan ialah memberdayakan
generasi muda.
•
Sahabat Nabi, Umar r.a. pernah mengungkapkan:
“Barang siapa ingin menggenggam nasib suatu bangsa, maka genggamlah para
pemudanya”. Siapa yang memiliki pemuda, maka ia akan menguasai masa depan
hingga kata-kata “Pemuda Tiang Negara, Pemudi Harapan Bangsa” bukan hanya mitos
dan retorik belaka. Sesungguhnya di tangan pemuda terletak nasib umat dan di
dalam kepemimpinan mereka terletak survival ( keberlangsungan ) bangsa.
•
Bapak Proklamator Soekarno juga pernah
mengatakan yang dibutuhkan negara ini adalah pemuda yang tangguh dan
trengginas, dengan 10 pemuda saja maka akan digoncangkan dunia dan akan
dipindahkannya gunung Mahameru. Secara metaforis, ungkapan ini rasanya mewakili
betapa krusial dan starategisnya aspek generasi muda.
•
Sewajarnya agenda membina pemuda sebagai pilar
pembangunan bangsa dalam mengatasi persoalan sosial dan moral menjadikan mereka
bersikap mandiri dan berdaya guna serta memprioritaskan untuk mempersiapkan
pemuda sebagai calon pemimpin bangsa di tingkatan lokal maupun nasional.
•
Beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pemberdayaan pemuda dapat dikelompokkan dalam
beberapa bidang yaitu, bidang keagamaan dan sosial budaya, pemberdayaan
ekonomi, serta kesejahteraan sosial.
•
Pertama, bidang keagamaan dan sosial budaya.
Dalam hal ini memberikan pendidikan nilai-nilai moral dan etika , meningkatkan
peran pemuda dalam kegiatan sosial keagamaan dan sosial kemasyarakatan di semua
tingkatan dan melakukan pembinaan wawasan kebangsaan, meningkatkan rasa
kesetiakawanan dan kepedulian sosial dan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan
kepada para pemuda yang ada di sekolah dan kampus, organisasi kemahasiswaan dan
kepemudaan. Hal ini penting agar para pemuda memiliki moralitas dan etika yang
baik, memiliki nilai-nilai kepemimpinan dan mempunyai wawasan kebangsaan yang
mendalam, serta menjauhkan para pemuda dari pengaruh-pengaruh destruktif
terutama penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat aditif lainnya.
•
Kedua, Dalam bidang pemberdayaan ekonomi,
pemerintah memerlukan terobosan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi
domestiknya. Dan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan kegiatan usaha masyarakat melalui penciptaan wirausahawan baru
terutama wirausaha muda dengan membentuk Sentra Kewirausahaan Pemuda (SKP).
Sentra ini berorientasi pada pemuda yang mempunyai misi untuk berkarya dan
berkreasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir, menguasai iptek,
memiliki keterampilan dan juga dapat meningkatkan produktivitas para pemuda.
Dengan demikian melalui kegiatan SKP ini diharapkan dapat membentuk,
meningkatkan, mengembangkan kuantitas, dan kualitas para wirausahawan muda.
Kewirausahaan di sini hendaknya jangan dipahami hanya sekedar kemampuan membuka
usaha sendiri. Namun lebih dari itu, kewirausahaan haruslah dimaknai sebagai
momentum untuk mengubah mentalitas, pola pikir dan perubahan sosial budaya.
• Ketiga, bidang kesejahteraan sosial, yaitu
dimana para pemuda memiliki hak untuk mendapatkan berbagai fasilitas hidup
meliputi ; pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Kelompok pemuda usia
sekolah membutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Sedangkan
kelompok lulusan pendidikan membutuhkan lapangan pekerjaan dan media untuk
mengoptimalisasikan potensi yang dimiliki. Belum lagi dengan kebutuhan untuk
mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan, jaminan sosial masa depan, serta
mendapatkan kemudahan dalam mengakses fasilitas dan pelayanan publik lainnya.
•
Mengingat posisi pemuda yang sangat strategis
sebagai sumber daya insani pembangunan dan calon-calon pemimpin masa depan.
Maka, memberikan perhatian yang khusus kepada para pemuda adalah sebuah
kemestian. Jika kita semua abai dan lalai terhadap persoalan kepemudaan yang
kini kian memprihatinkan dari segala aspeknya. Fenomena Pengangguran, krisis
mental, dekadensi moral, krisis eksistensi, budaya permisif dan pragmatisme,
kemalasan serta minimnya aspek kepemimpinan dikalangan pemuda akan tetap
menyelimuti bangsa ini.
•
Sudah tiba saatnya negara memberikan perhatian
khusus kepada pemuda untuk menghadapi kerasnya peradaban di era mendatang.
Bangsa yang melalaikan potensi kepemudaannya akan segera menerima kehancuran.
Sehingga Cukup sejarah peradaban dunia menjadi saksi, betapa bangsa-bangsa
besar akhirnya runtuh akibat rendahnya kualitas generasi muda mereka. Sudah
menjadi aksioma sejarah, bahwa pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok ( masa
depan )
source:
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10150440646995753&id=260187485752
https://kangfais.wordpress.com/kajian/pemuda-hari-ini-adalah-pemimpin-masa-depan/