Pagi itu, 25
September 2019. Pagi-pagi sekali aku dan keluargaku sudah bangun, yaitu sekitar
jam 3. Hari itu hari yang berbeda dari biasanya karena kami berlima lengkap di
rumah. Ada alasan khusus kami semua hari itu ada di rumah, alasannya yaitu
karena hari spesial nan membahagiakan keluarga kami. Alhamdulillahirrabbil’alamin,
aku mendapatkan gelar sarjana pendidikan di hari wisuda tersebut. Aku senang
dan sangat bersyukur sekali kepada Allah SWT karena pada hari itu aku bisa
mewujudkan impian ayah mamah agar anak-anaknya mendapatkan gelar sarjana, salah
satunya di awali dengan diriku karena aku adalah anak pertama di keluargaku.
Hari spesial itu juga dihadiri oleh adikku jijah dan hafsah.
Jam
3 pagi kami langsung mandi dan sholat tahajud, dilanjutkan berzikir dan membaca
qur’an bersama-sama. Momen tersebut dilanjutkan samapi menunggu azan sholat
shubuh, lalu alhamdulillah kami dapat melaksanakan shalat shubuh berjamaah. Setelah
itu, diriku dan keluarga langsung bergegas siap-siap untuk ke JIEXPO Kemayoran.
Wisuda fakultasku diadakan pada pagi hari. Undangan yang diberikan khusus untuk
dua orang tamu undangan di dalam gedung sehinggakedua adik tersayangku menunggu di depan
gedung sampai acara selesai dan kedua orang tua tercintaku, ayah dan mamah
menemani prosesi wisudaku di dalam gedung. Alhamdulillah sekali, momen wisuda
ini adalah momen paling membahagiakanku dan keluargaku khususnya ayah mamah
yang menaruh harapan besar untukku. Ayah dan mamah adalah orang tua terbaik
yang Allah SWT berikan kepadaku, mereka mendidikku dan menyayangiku dengan
sepenuh hati serta mendidikku untuk bisa dapat dekat dengan Allah SWT. Orang
tuaku mendidikku untuk menjadi orang yang disiplin dan berguna agar kelak dapat
bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
Terima
kasih banyak ya Allah karena pertolongan, rahmat dan hidayahMu aku bisa
membahagiakan orang tuaku dengan salah satunya dengan mendapatkan gelar sarjana
pendidikan di 25 September 2019. Dengan ini, sebagai wujud syukur serta niat
ibadah seumur hidupku kepadaMu, kujadikan momen tersebut sebagai titik balik
kehidupanku untuk tidak menyia-nyiakan hidupku dan aku akan menjadi orang yang
tangguh, pantang menyerah, selalu berupaya memberikan kebermanfaatan untuk
lingkungan terutama kedua orang tuaku. Agar aku dapat beribadah sepanjang hayat
dengan memberikan kebahagiaan dunia kahirat untuk kedua orang tuaku, seperti
menaikkan haji ayah mamah dengan keluarga, memenuhi kebutuhan dunia akhirat
dengan menjadi anak yang shalihah dan menjadikan keluarga kami yang selalu
dekat kepada Allah SWT. Semua ini semata-mata kulakukan karna Allah SWT agar
hidup yang Ia berikan ini dapat menjadi berkah dan berguna sehingga kami dapat
husnul khatimah dan bertemu kembali di JannahNya kelak. Yaa Allah Yaa Rahman Yaa
Rahim, hamba memohon kepadaMu ya Allah jadikan orangtuaku sholeh sholehah dan
masukkan mereka ke JannahMu tanpa hisab.
In 2013, I was in the first grade in senior high
school. I interested to join in Rohis. Rohis(rohani islam) is an
extracurricular that explain and learn about islam. My reason to join that
extracurricular was I want to improve my religious knowledge. In the beginning,
I don’t know how to join that group because I was the only girl from my class want to join Rohis and I don’t know anyone. But I
make myself brave to join that extracurricular.
I
followed so many activities from that extracurricular. Such as, get more
knowledge about my religion and be a part of committee for PHBI (perayaan hari
besar Islam). I was active in that group in every Friday and I enjoyed my duty
as a member of that group. In the next year, in 2014. I was in second grade. I
followed the training leadership in Rohis. I was a leader in the group. I
always say to my members “we have to be cohesive and we can be the best group, fighting!”.
But actually, I felt so nervous. I always thinking “can I do this well? Oh god,
please help me to do this”. My senior asked me “what will you do if you be a
leader of keputrian? Can you held keputrian Akbar? “. I said optimistically
“yes, I sure with every risk”. I was the leader of keputrian. Every day we busy
to make design of keputrian Akbar event. We sold foods in the class to get
money for that event. We did it with all effort and Keputrian Akbar was success.
I
am so grateful because the program was success. This is so really meant to me
and other members. With this we learn how to be a good person in social life. I
learn, Just sure you can and do it with your heart and it’ll happen.
Dalam pembelajaran ada
berbagai macam metode pembelajaran seperti ceramah, diskusi, dan lain-lain. Ada
satu metode yang sering di gunakan oleh guru untuk mengajar yaitu metode
pemberian tugas. Metode yang lumrah digunakan oleh guru untuk melatih dan
mempertajam penguasaan materi untuk peserta didik.
Di era dulu, pemberian tugas kerap dipandang sebagai upaya guru untuk
menyelesaikan materi pelajaran yang tidak selesai diajar-v kan di kelas; guru
meminta siswa untuk mempelajari sendiri materi yang belum sempat dijelaskan di
kelas.
Pengertian Pemberian Tugas
Pemberian tugas adalah salah satu
bagian dari rangkaian kegiatan belajar yang berkesinambungan dan terencana
dengan baik. Metode ini juga dikenal dengan istilah resitasi (penugasan).
1.Menurut Djamarah dan Aswan Zain,
metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
2.Sementara Mulyani Sumantri dkk,
mengemukakan bahwa "Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan
sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas
dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara
perorangan atau berkelompok.”
Dalam proses pembelajaran,
pemberian tugas sangat perlu dilakukan oleh guru, tugas tidak selalu berarti
pekerjaan rumah (PR), karena penugasan ini bisa berupa penugasan yang bisa
dilakukan di taman, di kebun, di took, atau di mana saja sesuai dengan petunjuk
dan keperluan penugasan. Tugas perlu diberikan karena strategi inkuiri menitik
beratkan pada keaktifan siswa dalam mencari sendiri kebenaran-kebenaran ilmiah.
Oleh karenanya tugas yang diberikan
oleh guru sebaiknya bersifat pencarian kebenaran, yakni dengan melakukan
penelitian-penelitian baik secara individual maupun secara kelompok yang
dilakukan secara mandiri oleh siswa. Dengan begitu siswa tidak hanya
mendapatkan jawaban dari suatu masalah yang diberikan namun juga mendapat
banyak pengetahuan selama proses pengerjaan tugas.
#Yuk lebih dalam membahas tentang
metode pemberian tugas#
Memberi tugas kepada siswa bukan
lagi dikarenakan materi belum selesai dibahas di kelas, tetapi karena pemberian
tugas adalah bagian dari metode belajar. Dengan bekal teori dan hipotesis yang
didapat di kelas, siswa diharapkan mampu mengembangkan teori dan hipotesis
tersebut melalui kegiatan penugasan.
Oleh karenanya, memberikan tugas
masih termasuk dalam metode pembelajaran. Sebagai sebuah metode, pemberian
tugas memiliki 3 unsur pokok, yaitu:
Pengembangan wawasan: siswa
memiliki kesempatan untuk mengembangkan materi atau informasi yang mereka
dapatkan di kelas. Guru bertugas untuk mengawasi proses ini untuk memastikan
bahwa siswa mengerjakan tugas sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;
https://goanimate4schools.com/
Menemukan dan mempelajari hal baru:
melalui penugasan, siswa sebenarnya sedang belajar banyak hal baru, karena dari
penugasan inilah siswa akan memiliki penemuan-penemuan yang akan terus mereka
pelajari layaknya sistem snowballing;
yakni memulai belajar dari fokus yang kecil kemudian membesar seiring dengan
temuan-temuan yang dijumpai siswa selama mengerjakan tugas dari guru;
Tanggung jawab: melaporkan atau
mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan/tugas tersebut.
Langkah-Langkah Pemberian Tugas
Pemberian tugas yang diberikan di
luar sekolah agar supaya penggunaan metode pemberian tugas di luar sekolahan
dapat dikerjakan dengan tertib dan efektif, perlu langkah-langkah sebagai
berikut:
Membicarakan/menilai tugas atau pekerjaan
rumah pada jam tatap muka sebelumnya, apabila tugas atau pekerjaan rumah itu
berhubungan dengan bahan yang akan diajukan
Mengulangi bahan yang lampau dan
mencoba menghubungkannya dengan bahan yang akan diajarkan
Membangkitkan perhatian siswa dengan
mengajukan pertanyaan, menunjukkan gambar atau model yang berkaitan dengan
bahan baru yang akan dikerjakan.
Langkah Inti
Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk mengajulan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran yang sudah
dipersiapkan sebelumnya maupun yang sedang dibahas.
Pertanyaan siswa tersebut diajukan
kepada seluruh siswa agar dipecahkan dan guru apabila diperlukan menjembatani
untuk menemukan jawaban tersebut.
Guru mulai memasuki bahan materi
baru kepada siswa sesuai dengan topik yang telah disiapkan melalui tugas-tugas
yang sebelumnya dipersiapkan untuk siswa.
Siswa mulai aktif melaksanakan
tugas-tugas yang dihadapi ditunjang/dijembatani oleh guru apabila mengalami
beberapa kesalahan.
Apabila tugas-tugas tersebut belum
selesai guru memerintahkan kepada siswa agar diselesaikan di rumah sebagai
pekerjaan rumah boleh sendiri-sendiri, boleh berkelompok sesuai dengan
tugas-tugas tersebut.
Guru menjembatani para siswa kepada
jawaban yang benar, memberikan kesimpulan dan penilaian terhadap situasi yang
terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.
Pemberian tugas yang diberikan di
sekolah dalam proses belajar mengajar.
https://www.youtube.com/watch?v=F7ptOfefC9c
Metode Pemberian Tugas di Kelas
Fase da|am Pemberian Tugas
Agar pemberian tugas berjalan
dengan efektif dan efisien berikut adalah fase-fase yang harus diikuti :
Fase pemberian tugas
Tujuan yang akan dicapai;
Jenis tugas yang jelas dan tepat;
Sesuai dengan kemampuan siswa;
Ada petunjuk/sumber yang dapat
membantu pekerjaan siswa;
Sediakan waktu yang cukup untuk
mengenakan untuk tersebut.
Fase
pelaksanaan tugas
Diberikan bimbingan/ pengawasan
oleh guru;
Diberikan dorongan sehingga anak
mau bekerja;
Diusahakan/dikerjakan oleh siswa
sendiri, tidak menyuruh orang lain;
Dianjurkan agar siswa mencatat
hasil-hasil yang ia peroleh.
Fase
mempertanggungjawabkan tugas
Laporan siswa baik lisan/ tertulis
dari apa yang dikerjakannya;
Ada tanya jawab/diskusi kelas;
Penilaian hasil pekerjaan siswa
baik dengan tes maupun non tes.
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Pemberian Tugas
Sebagai sebuah metode dalam pengajaran,
pemberian tugas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, antara
lain:
Memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar lebih banyak; dalam proses mengerjakan tugas, siswa sangat
mungkin akan berhadapan atau bahkan menemukan hal baru, yakni hal yang belum
pernah dipelajari di kelas. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih
banyak hal lagi, karena semakin banyak menemukan hal baru, berarti semakin seru!
Memperkuat motivasi belajar;
penugasan rupanya juga dapat membangkitkan semangat siswa untuk lebih giat
belajar, apalagi jika tugas yang diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa Oleh
karenanya guru harus mengerti betul apa yang dibutuhkan oleh siswa. Dalam
praktiknya, guru dapat menawarkan jenis dan sifat penugasan kepada siswa.
Biarkan mereka memilih jenis penugasan yang mereka inginkan, lalu pastikan
bahwa mereka telah memiliki pemahaman yang baik tentang jenis dan sifat dari
penugasan tersebut sebelum akhirnya mengabulkan permintaan siswa;
Memupuk rasa tanggung jawab;
menerima penugasan dari guru berarti menerima tanggung jawab untuk mengerjakan
tugas tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melalui penugasan, Siswa
didorong untuk belajar menjaga fokus serta membagi waktu. Sehingga tugas dapat
diselesaikan dengan baik dan tidak melebihi ketentuan waktu pengerjaan (tidak
melewati deadline);
Memperkuat motivasi belajar;
penugasan rupanya juga dapat membangkitkan semangat siswa untuk lebih giat
belajar, apalagi jika tugas yang diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa? Oleh
karenanya guru harus mengerti betul apa yang dibutuhkan oleh siswa. Dalam
praktiknya, guru dapat menawarkan jenis dan sifat penugasan kepada siswa.
Biarkan mereka memilih jenis penugasan yang mereka inginkan, lalu pastikan
bahwa mereka telah memiliki pemahaman yang baik tentang jenis dan sifat dari
penugasan tersebut sebelum akhirnya mengabulkan permintaan siswa;
Mengembangkan keberanian untuk
berinisiatif; jenis; Penugasan yang tidak kaku dapat membantu Siswa untuk
memunculkan ide-ide kreatif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Sehingga
siswa dapat menyelesaikan penugasan ini bukan hanya dengan baik, tetapi juga
sangat menarik. Selain itu, jenis penugasan yang tidak kaku cenderung mendorong
siswa untuk berani berinisiatif, siswa bebas melakukan eksplorasi
Dapat memupuk rasa percaya diri
sendiri; ketika siswa berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan
baik, maka saat itulah rasa percaya diri siswa bertambah. Siswa merasa menjadi
lebih mengenali bakat dan kelebihan yang ada pada dirinya. Oleh karenanya, guru
sebaiknya tidak memberikan tugas yang kaku, yakni jenis penugasan yang tidak
membuka ruang kreatif bagi siSwa. Guru seharusnya mendorong kreativitas siswa,
sekaligus mengarahkan agar kreativitas tersebut selalu digunakan dan
dikembangkan untuk hal-hal yang positif saja.
Memupuk rasa tanggung jawab; menerima penugasan dari guru berarti menerima tanggung jawab untuk mengerjakan tugas tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melalui penugasan, Siswa didorong untuk belajar menjaga fokus serta membagi waktu. Sehingga tugas dapat diselesaikan dengan baik dan tidak melebihi ketentuan waktu pengerjaan (tidak melewati deadline);
Memerlukan pengawasan yang ketat
baik oleh guru maupun orangtua. Pengawasan ini berfungsi untuk memantau serta
membimbing siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan di sekolah. ]ika
pengawasannya lemah, maka guru tidak dapat memastikan tentang 'bagaimana' atau
bahkan 'siapa' yang mengerjakan tugas tersebut;
Tingkatan fokus dan konsentrasi
berbeda; siswa yang memiliki tingkat konsentrasi dan fokus tinggi di kelas
belum tentu memiliki konsentrasi dan fokus yang sama ketika mereka berada di
luar kelas; kondisi dan suasana tinggal siswa sangat berpengaruh pada dua hal
di atas. Misalnya, apabila siswa tinggal di keluarga yang kurang harmonis atau
bahkan brokenhome, siswa cenderung kurang dapat mengerjakan tugas dengan
maksimal
Kecenderungan untuk berbuat curang.
Dengan penugasan yang dilakukan di luar pengawasan guru, maka muncul
kecenderungan untuk berbuat curang, seperti mencotek ke tugas teman, copy-paste
secara serampangan dari sumber-sumber yang tidak valid dan sebagainya.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Pemberian Tugas
Untuk memastikan bahwa penugasan dapat
membantu siswa dalam memahami dan kemudian mengembangkan pemahaman siswa
terhadap suatu materi pelajaran tertentu, maka berikut adalah hal-hal yang
sebaiknya diperhatikan dalam pemberian tugas:
Tugas yang diberikan merupakan
pengembangan dari materi yang diberikan di kelas;
Pastikan siswa mengerti manfaat
dari penugasan yang akan mereka kerjakan, termasuk di antaranya adalah perihal
'kenapa' dan 'bagaimana
Durasi penugasan tidak terlalu lama
atau terlalu pendek, buatlah timing
pengerjaan tugas yang sederhana, tidak terlalu lama ataupun tidak terlalu
pendek. Hal ini akan menghindarkan siswa dari ' perasaan bosan, cemas, atau
bahkan takut;
Pastikan pula bahwa siswa memahami
cara penilaian dari tugas yang mereka kerjakan, sehingga siswa dapat menata
fokus dan konsentrasi mereka dengan lebih baik;
Apabila guru biasa memberi sanksi
pada siswa yang tidak mengerjakan tugas, atau tugas yang dikerjakan ternyata
jelek, maka guru harus membiasakan pula untuk memberi hadiah kepada , siswa
yang mengerjakan tugasnya dengan baik. Hal ini akan mendorong semangat siswa
untuk belajar secara aktif, mereka pun akan merasa dihormati dan dihargai jerih
payahnya.
Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk
Meningkatkan HasilBelajar Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahandi
Kelas V SDN 2 Bukit Harapan
Sutriani, Marinus Barra’ Tandiayuk, dan
Baharuddin Paloloang
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
Mengatakan
bahwa :
Dengan menggunakan metode pemberian tugas, situasi kelas yang semula kurang aktif
setelah di terapkan metode pemberian tugas, kondisi kelas berubah menjadi aktif.
Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas V SDN 2 Bukit Harapan, dengan
persentase ketunasan klasikal pada siklus I yaitu 62,5% dan meningkat pada
siklus II menjadi 100%.
PENGARUH
METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASITERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA PADA KELAS
VII
DI
MTs. DAARUL HIKMAH PAMULANG
Skripsi
Mengatakan
bahwa :
1. Hasil belajar IPS siswa di MTs.
Daarul Hikmah Pamulang adalah cukup baik. Dengan penjelasan bahwa (73%)
siswa menjawab pertanyaan dengan benar, dan (27%) siswa menjawab
tidak benar. Kemudian hasil belajar IPS siswa di MTsDaarul Hikmah Pamulang
memiliki nilai rata-rata 73,29.
2. Metode pemberian tugas dan
resitasi terhadap hasil belajar IPS siswa di MTs. Daarul Hikmah terdapat implikasi positif yang signifikan
antara metode pemberian tugas dan resitasi terhadap hasil belajar IPS
siswa dengan implikasi yang sedang atau cukup. Dan Metode Pemberian
Tugas Dan Resitasi memberikan kontribusi Terhadap Hasil Belajar
IPS Siswa Pada Kelas VII Di MTs. Daarul Hikmah Pamulang sebesar 18%
sedangkan selebihnya 82% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang perlu penelitian lebih lanjut.
.Daftar Pustaka
doc. pribadi
Anam Khoirul, M.A 2015,
Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
M. Sumantri, Strategi Belajar
Mengajar (Bandung: CV . Maula…» 2001), hlm. 130.
N. K. Reestiyah, Strategi Belajar
Mengajar.
Zain, A., Djamarah, Strategi
Belajar Mengajar. hlm, 97.